SUMUTNET | MEDAN – Suasana Rabu pagi (15/10/2025) di Kantor Kelurahan Perintis, Kecamatan Medan Timur, mendadak lebih ramai dari biasanya.

Di teras pintu samping kantor yang biasanya sepi itu, terlihat Camat Medan Timur Noor Alfi Pane duduk bersama beberapa pejabat dari Bapenda dan staf kelurahan. Mereka tampak serius, tapi juga sesekali tersenyum pahit—membahas hal yang sedang viral: lurah mereka, Muhammad Fadli, baru saja didorong warga hingga tercebur ke parit.

“Iya, lurahnya jatuh ke parit. Bukan karena terpeleset, tapi karena didorong,” katanya.

Kejadian itu berlangsung pada Senin (13/10/2025). Menurut penuturan Fadli, awalnya ia bersama beberapa staf sedang membersihkan parit di wilayahnya. Sekalian, ia juga menegur seorang warga yang memasang “polisi tidur” dari potongan ban bekas—lengkap dengan paku-paku tajam yang menonjol di permukaan jalan.

Masalahnya, paku-paku itu bikin banyak ban motor bocor. Warga sudah beberapa kali mengadu ke kelurahan, tapi pemilik “terapi kejut” jalanan itu tetap bandel.

“Sudah berulangkali diingatkan, tapi tidak diindahkan,” kata Fadli dengan wajah tenang, meski masih tampak bekas memar di lengan.

Nah, entah karena emosi atau gengsi, warga yang ditegur itu malah mendorong Fadli hingga kehilangan keseimbangan dan jatuh ke parit.

Video kejadiannya cepat menyebar di media sosial—lengkap dengan komentar warganet yang membela lurah maupun yang sekadar menertawakan nasibnya.

Camat Medan Timur, Noor Alfi Pane, langsung turun tangan. Ia bersama staf mengevakuasi Fadli dan membawanya ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. “Alhamdulillah, kondisi fisik sudah mulai nyaman, hanya memar saja,” kata Fadli saat ditemui di kantornya, Rabu pagi itu, sambil menyeruput air mineral di tengah suasana yang kini sudah lebih cair.

Kasus ini sudah dilaporkan ke Polsek Medan Timur. Sementara itu, di kantor kelurahan, pembahasan terus berlanjut—tentang bagaimana urusan kecil seperti polisi tidur bisa bikin lurah masuk parit dan viral se-Indonesia.

Kalau ada hikmahnya, mungkin ini: jadi pejabat di tingkat kelurahan bukan cuma soal tanda tangan surat pengantar, tapi juga kadang harus siap jatuh ke parit demi ketertiban umum.(her)

Loading